Halaman

The Genuine Identity

Establish the message to open ownself to the mission of Allah verses recitations, purification the people and teaching Al-Kitab and the prophetic Sunnah





Translation

Kamis, 24 November 2011

Protokol Zion Bab 1

Protokol Sesepuh Terpelajar Zion

The Prorocols of the Learned Elders of Zion
Bab 1
Hi, nama saya Lucifer, sayalah pembawa wahyu Setan


Kebenaran terletak pada Kekuatan. Kebebasan – Cuma ide saja. Liberalisme. Emas. Kepercayaan. Pemerintahan Sendiri. Despotisme Modal. Musuh Internal. Mob. Anarki. Politik versus Moral. Kebenaran dari si Kuat. Tak Terkalahkannya Otoritas Yahudi-Masonik. Tujuan Menghalalkan Cara. Mob: Orang Buta. Politik A.B.C. Perpecahan Partai.  Bentuk Pemerintahan Paling Memuaskan – Kesewenang-wenangan. Alkohol. Klasikisme. Korupsi. Prinsip-Prinsip dan Peraturan-Peraturan Pemerintahan Yahudi-Masonik. Teror. "Liberty, Equality, Fraternity." Prinsip-Prinsip Pemerintahan Dinasti. Penghapusan Hak Istimewa Goy-Aristocracy (Kekuasaan di Tangan Ningrat non-Yahudi). Aristokrasi (Kekuasaan di Tangan Ningrat) Baru. Kalkulasi Psikologis. Keabstrakan "Liberty." Kekuatan penghapusan wakil-wakil rakyat.


Mengesampingkan frasa yang baik, kita akan berbicara tentang signifikansi pemikiran masing-masing, dengan perbandingan dan deduksi kita akan menyoroti pada fakta seputarnya. Apa yang saya maksudkan untuk dikemukakan, maka, adalah sistem kita dari dua titik pandang, yaitu diri kita sendiri (Yahudi) dan Goyim (yakni non Yahudi).
Harus dicatat bahwa orang dengan instink buruk lebih banyak dari pada yang baik, dan karena itu hasil terbaik dalam mengatur mereka bisa tercapai dengan kekerasan dan terorisasi, dan tidak dengan diskusi akademis. Setiap orang bertujuan kekuasaan, semua orang ingin menjadi diktator jika saja dia bisa, dan sungguh jarang orang yang tidak  bersedia mengorbankan kesejahteraan semua demi menjamin kesejahteraan mereka sendiri.
Apakah yang bisa mengekang binatang (buas) pemangsa yang disebut manusia itu? Apakah yang bisa menjalankan fungsi untuk menjadi pembimbing mereka sampai sekarang?
Pada mulanya susunan masyarakat mereka berlangsung dijalankannya kekuatan brutal dan buta, setelah adanya undang-undang, yang ada adalah mengandalkan kekuatan yang sama, hanya saja disamarkan.
Saya mengambil kesimpulan bahwa, menurut hukum alam, kebenaran hak itu terletak pada kekuatan.
Kebebasan politik adalah ide tetapi bukan fakta. Ide ini orang harus tahu bagaimana menerapkan saatnya ide itu penting untuk tampil (yaitu) dengan umpan suatu ide untuk menarik massa orang banyak kepada partai seseorang dengan satu tujuan menghancurkan orang lain yang ada dalam kekuasaan. Tugas ini diberikan akan lebih mudah jika oposisi dengan sendirinya telah terinfeksi ide kebebasan, yang dijuluki-liberalisme, dan demi kepentingan suatu ide, akan bersedia untuk menyerahkan beberapa kekuasaannya. Justru di sini bahwa kemenangan teori kita muncul : kendali pemerintah berkurang menjadi kendor dengan segera, demi hukum alam kehidupan,  (kendali pemerintah) terpegang dan terhimpun bersama di tangan yang baru. Karena mungkin butanya, bangsa itu tidak bisa eksis barang seharipun tanpa ada bimbingan, dan pemegang kekuasaan yang baru bangsa itu hanya cocok di tempat (kuasaan) yang lama yang sudah dilemahkan oleh liberalisme.


Masanya bagi kita, kekuatan - pemegang pemerintahan yang telah menggantikan yang adalah liberal - adalah kekuasaan Emas. Masanya adalah saat mana Kepercayaan (Faith) memerintah. Ide kebebasan adalah mustahil direalisasikan karena tidak ada seorangpun yang tahu bagaimana menggunakannya dengan moderasi.


Hal ini cukup untuk menyerahkan rakyat kepada pemerintahan sendiri untuk suatu jangka waktu tertentu yang untuk itu rakyat berubah menjadi massa yang tidak teratur. Sejak saat itu kita mendapatkan perselisihan yang saling membinasakan, yang segera berkembang ke dalam pertempuran diantara kelas, dimana di tengah-tengahnya negara terbakar dan nilai pentingnya menjadi makin tak berharga bersama setumpuk abu.

Apakah (- yang pertama -) suatu negara dalam kepayahan dengan sendirinya dalam ketegangan-ketegangannya sendiri, ataukah ( - yang kedua - ) negara yang perpecahan internalnya sendiri membawanya berada di bawah kekuasaan musuh eksternal - dalam hal apapun bisa diperhitungkan binasa tak dapat diselamatkan - itu adalah ada dalam kekuasaan kita. Kesewenang-wenangan kekuatan modal, yang sepenuhnya ada di tangan kita, menyodorkan saluran yang negara itu, mau tak mau, harus mengambil. Jika tidak, negara itu jatuh kedalam keadaan yang paling bawah.

Jika ada orang berpikiran liberal mengatakan bahwa refleksi-refleksi yang  seperti di atas itu tidak bermoral, saya mengajukan pertanyaan berikut :
Jika setiap negara memiliki dua musuh dan jika dalam menghadapi musuh eksternalnya, negara itu diperkenankan dan tidak dianggap tak bermoral menggunakan segala cara dan seni konflik, seperti, misalnya, untuk menjaga musuh (agar berada) dalam ketidaktahuan tentang rencana serangan dan pertahanan, untuk menyerang dia di malam hari atau dalam jumlah yang unggul, maka dengan jalan apakah - yang sama dalam hal menghadapi musuh buruk (internal), perusak struktur masyarakat dan kesejahteraan umum itu - yang bisa disebut tak bermoral dan tak diperbolehkan?

Apakah mungkin untuk sesuatu pikiran logis yang disuarakan mengharapkan suatu keberhasilan untuk membimbingkan orang banyak bantuan nasihat dan argumen yang masuk akal, bisa dibuat bila ada keberatan atau kontradiksi, boleh jadi pikirannya tidak peka, dan bila keberatan semacam itu bisa menjadi yang didapatkan sebagai  rasa yang lebih nyaman pada rakyat, yang daya penalarannya dangkal? Orang di tengah massa, dipandu sendirinya semata oleh nafsu yang keedil, keyakinan yang hanya bagiannya saja, adat istiadat, theorism yang tradisional dan sentimental, yang jatuh menjadi mangsa pertikaian partai, yang menghalangi apapun macamnya perjanjian bahkan atas dasar argumen yang secara sempurna sangat masuk nalar akal sekalipun. Setiap resolusi orang banyak bergantung pada peluang atau mayoritas yang dikemas, yang, dalam ketidaktahuan akan rahasia-rahasia politik, menempatkan lebih lanjut beberapa resolusi konyol yang meletakkan suatu benih anarki dalam pemerintahan.

Politik memiliki apa yang tidak ada pada umumnya dengan moral. Penguasa yang diatur oleh moral bukanlah politisi yang terampil dan karena itu tidak stabil di atas takhtanya. Dia yang ingin memerintah harus meminta bantuan baik untuk licik maupun untuk membuat-percaya. Nilai kualitas bangsa yang agung, seperti keterbukaan dan kejujuran, adalah kejahatan dalam politik, karena mereka membawa turun penguasa dari takhta mereka lebih efektif dan lebih pasti dari pada musuh yang paling kuat. Kualitas-kualitas semacam itu harus menjadi atribut kerajaan Goyim (orang-orang non-Yahudi) saja, tapi kita (Yahudi) sungguh sama sekali tidak bijak dibimbing oleh mereka.

Kebenaran kita terletak pada kekuatan. Kata “kebenaran” adalah pemikiran abstrak dan tak ada apapun yang ia dapat dibuktikan. Yang lebih berarti tidak lebih dari : Berikan kepadaku apa yang aku ingin agar dengan demikian aku punya bukti bahwa aku lebih kuat dari pada anda. Darimana kebenaran dimulai? Di mana  kebenaran itu berakhir?

Di negara yang di dalamnya terdapat organisasi pemerintahan yang buruk, tak berkepribadiannya hukum dan penyelenggara pemerintahan yang (dirinya sendiri) telah kehilangan kepribadian mereka di tengah-tengah membanjirnya hak yang dibenarkan hingga berlipatgandanya liberalisme. Saya menemukan hak kebenaran baru - untuk menyerang dengan menggunakan hak si kuat menggunakan kekuatan dan menyebarkan angin (badai penyapu) terhadap semua kekuatan tatanan dan peraturan yang ada, merekonstruksi semua lembaga dan untuk menjadi penguasa kedaulatan mereka yang membiarkan untuk kita hak atas kekuasaan mereka dengan menyerahkan diri mereka berada di bawah (kekuasaan kita) secara sukarela dalam liberalisme mereka.

Kekuatan kita dalam kondisi semua bentuk kekuasaan yang ada selama ini sedang sempoyongan, akan lebih tak terkalahkan daripada yang lainnya, karena akan tetap tak terlihat sampai saat ketika kekuatan kita itu telah mencapai kekuatan sedemikian kuat yang tidak ada kelicikan yang bisa melemahkannya lagi


Di luar kejahatan kontemporer yang kita terpaksa melakukannya sekarang ini, akan muncul kebaikan dari kekuasaan yang tak bisa digoyang, yang akan memulihkan arus regular dari mesin kehidupan nasional, yang oleh liberalisme telah diseret ke kehampaan. Tujuan menghalalkan cara. Akan tetapi, dalam rencana-rencana kita ini mari kita arahkan perhatian kita tidak perlu begitu besar pada apa yang baik dan yang bermoral sebagaimana (besarnya perhatian yang kita arahkan) pada apa yang penting dan apa yang berguna.
Di hadapan kita terhampar sebuah rencana yang diletakkan secara strategis, sebuah garis yang kita tidak dapat menyimpang darinya tanpa menanggung resiko, melihat betapa banyaknya jerih payah selama berabad-abad yang tidak menghasilkan apa-apa.
Dalam rangka untuk mengelaborasi pola-pola aksi yang memuaskan, penting untuk memperhatikan kebrengsekan, asal-asalannya, ketidakstabilan dari mob (kumpulan massa rakyat jelata), kurangnya kemampuan untuk memahami dan menghargai kondisi-kondisi kehidupan dirinya sendiri, atau kesejahteraan dirinya sendiri. Harus dipahami bahwa kekuatan mob (kumpulan massa rakyat jelata) itu adalah buta, tidak peka, dan kekuatan tidak nalar akal, selalu menyambut baik anjuran dari pihak manapun. Si buta tidak dapat memimpin si buta tanpa menuntun keduanya menuju jurang; akibatnya warga masyarakat mob (kumpulan massa rakyat jelata) yang menjadi upstarts (orang-orang yang baru naik posisi yang berlagak lebih penting dari pada yang lain) dari rakyat, walau mereka itu seharusnya dipandang sebagai orang yang cerdas dalam mengambil kebijakan, namun belum memiliki pemahaman tentang politik, tidak bisa dikemukakan sebagai pemimpin-pemimpin mob (kumpulan massa rakyat jelata) itu tanpa membawa seluruh bangsa ke keruntuhan.
Hanya orang yang terlatih sejak kanak-kanak untuk kekuasaan yang tidak berketergantungan saja yang bisa memiliki pemahaman tentang kata-kata yang dapat dibuat dari alfabet politik.
Rakyat itu terserah kepada dirinya sendiri, yakni kepada upstarts (orang-orang yang baru naik posisi yang berlagak lebih penting dari pada yang lain) dari kalangannya sendiri, membawa dirinya sendiri kepada keruntuhan akibat pertikaian-pertikaian partai yang tersulut nafsunya untuk mencapai kekuasaan dan kehormatan sehingga kekacauan pun muncul dari suasana seperti itu. Apakah mungkin bagi kelompok-kelompok massa rakyat dengan tenang tanpa kecemburuan-kecemburuan picik untuk melakukan penilaian-penilaian, mengatur urusan-urusan negara, yang tak dapat dicampuradukkan dengan kepentingan-kepentingan pribadi? Bisakah mereka mempertahankan diri mereka sendiri terhadap musuh dari luar? Adalah tidak masuk akal, bagi suatu rencana yang dipecah menjadi sebanyak bagian-bagian yang ada dengan adanya pemimpin-pemimpin di dalam upstarts (orang-orang yang baru naik posisi yang berlagak lebih penting dari pada yang lain) yang telah kehilangan seluruh homogenitas mereka, itu sulit dipahami dan mustahil bisa dilaksanakan.
Hanya dengan penguasa yang sewenang-wenang saja rencana-rencana tersebut dapat dilaksanakan secara luas dan jelasdengan cara seperti itu pembagian (kekuasaan) dapat dilakukan secara tepat kepada seluruh mesin negara. Dari sini dapat disimpulkan bahwa suatu bentuk pemerintahan yang memuaskan untuk negara manapun di dunia ini adalah suatu bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dikonsentrasikan di dalam genggaman satu orang yang bertanggungjawab. Tanpa despotisme (kesewenang-wenangan) absolut tidak akan ada peradaban, yang dijalankan bukan oleh kelompok-kelompok massa tetapi oleh pemimpin mereka, siapapun orangnya. Mob (kumpulan massa rakyat jelata) itu adalah suatu kebuasan dan memperlihatkan kebuasannya pada setiap kesempatan. Begitu mob (kumpulan massa rakyat jelata) tersebut menggenggam kebebasan di tangannya, dengan cepat ia berbalik menjadi anarki yang, di dalam dirinya sendiri, adalah tingkat tertinggi dalam kebuasan tersebut.
Perhatikanlah binatang-binatang yang tercekoki alkohol, yang mabuk dengan minuman itu, di mana hak pemakaian yang tidak sederhana akan apa yang tiba bersamaan dengan datangnya kebebasan. Bukan untuk kita dan bukan pula milik kita untuk menempuh jalan itu. Rakyat-rakyat Goyim (non Yahudi) termabukkan oleh minuman beralkohol ini. Para pemuda mereka telah tumbuh dengan bodoh pada klasikisme dan tumbuh dari ketidakbermoralan sejak awalnya, yang telah dibujuk kedalamnya oleh agen-agen khusus kita - oleh tutor-tutor, antek-antek, perempuan-perempuan upahan di rumah-rumah orang-orang kaya, oleh klerek-klerek dan lain sebagainya, oleh wanita-wanita kita di tempat-tempat pemborosan yang sering dikunjungi oleh Goyim (non Yahudi). Termasuk pada angka (hitungan) ini yang terakhir yang saya buat hitungannya diatas adalah apa yang dinamakan sebagai society ladies , pengikut-pengikut sukarela dari yang lain dalam korupsi dan kemewahan.
Jawaban kita atas tantangan ini adalah Force and Make-believe (Kekuatan dan Membuat-percaya). Hanya kekuatan bisa menguasai urusan-urusan politik, terutama apabila kekuatan itu tersembunyi di dalam talenta-talenta yang esensial bagi negarawan-negarawan. Violence (Kekerasan, Pelanggaran) harus menjadi prinsip, dan cunning and make-believe (kelicikan dan membuat orang percaya) menjadi aturan bagi pemerintah-pemerintah yang tidak ingin mahkota-mahkota mereka jatuh ke kaki para agen dari beberapa kekuatan baru. Kejahatan ini merupakan satu dan hanya satu-satunya cara untuk meraih tujuan akhir, yaitu kebaikan. Oleh sebab itu kita tidak boleh berhenti menyuap, menipu, dan berkhianat ketika seharusnya (sebagaimana dibutuhkan) mereka (tetap) melayani menuju pencapaian tujuan akhir kita. Dalam politik siapa pun harus tahu bagaimana cara merampas harta milik orang lain tanpa ragu apabila dengan cara itu kita ada kepastian ketaklukan dan kedaulatan.
Negara kita, berbaris sepanjang jalan pendudukan secara damai, mempunyai hak untuk menggantikan horor-horor perang dengan hukuman-hukuman mati yang kurang diperhatikan namun lebih memuaskan, penting untuk mempertahankan teror yang mengarah kepada menghasilkan kepatuhan buta. Tetapi, hanyalah kekerasan tiada ampun saja yang adalah merupakan faktor terbesar kekuatan dalam negara; bukan hanya demi meraih capaian saja, tapi juga atas nama tugas. Demi meraih kemenangan, maka kita harus tetap kukuh pada program violence and make-believe (kekerasan dan membuat percaya). Doktrin penyelesaian tanggungan keuangan itu sama kuatnya dengan cara-cara penggunaannya. Akan tetapi, pengaruh doktrin ini tidak sebesar hasilnya dengan doktrin kekejaman yang kita akan mendapat kemenangan dan membawa seluruh pemerintahan (di dunia) tunduk-patuh pada Pemerintahan super (Pemerintahan Dunia) kita. Cukup bagi mereka untuk tahu saja bahwa kita tidak memberi ampun sedikit pun sampai semua ketidakpatuhan itu berakhir.
Jauh sebelumnya di masa lalu, kita adalah yang pertama yang meneriakkan di antara kelompok-kelompok massa rakyat kata-kata: "Liberty, Equality, Fraternity" (Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan), kata-kata yang sejak saat itu berulangkali diucapkan oleh para pembeo jajak pendapat yang bodoh yang datang dari seluruh penjuru dunia terbang menyambar umpan-umpan ini dan membawa lari kesejahteraan dunia, kebebasan sejati individu, yang dahulunya dijaga ketat melawan tekanan mob (kumpulan massa rakyat jelata). Calon-calon manusia bijak dari Goyim (non Yahudi), orang-orang intelektual, tidak akan bisa mengambil manfaat apa pun dari kata-kata yang diserukan itu dalam keabstrakannya; mereka tidak melihat adanya kontradiksi pengertian dan saling keterkaitan di antara ketiga kata itu; tidak melihat bahwa secara alami tidak ada yang bernama equality itu, tidak bisa ada kebebasan. Alam itu sendiri telah menetapkan ketidaksamaan ( inequality ) di dalam pemikiran-pemikiran, di dalam karakter-karakter, dan di dalam kemampuan-kemampuan, persis sekekal Alam itu sendiri yang telah menetapkan subordinasi (ketundukan) pada hukum-hukum alamnya. Tidak pernah berhenti berpikir bahwa mob (kumpulan massa rakyat jelata) itu adalah makhluk buta, bahwa upstarts (orang-orang yang baru naik posisi yang berlagak lebih penting dari pada yang lain) dari kalangan mob-nya untuk menanggung beban pemerintahan adalah orang-orang yang sama butanya dengan mob itu sendiri dalam perkara politik, bahwa si pakar itu sendiri, meski picik namun masih bisa memerintah. Sedangkan yang bukan pakar meski genius, tetap saja tidak mengerti apa-apa tentang politik. Terhadap semua ini Goyim (non Yahudi) tidak mendapat penghargaan apapun. Namun, pada semua waktu didasarkan pada hal-hal semacam inilah pemerintahan dinasti itu disandarkan : sang bapak mewariskan kepada anaknya pengetahuan tentang urusan-urusan politik sedemikian rupa sehingga tidak seorang pun harus tahu tentang hal itu selain anggota-anggota dinasti sendiri dan tidak seorang pun boleh mengkhianatinya pada rakyat. Begitu waktu berlalu maka pengertian tentang pengalihan dinasti dalam urusan-urusan politikpun menghilang, dan semua ini telah membantu keberhasilan rencana kita.
Kata-kata Liberty, Equality, Fraternity (Kebebasan, Kesetaraan dan Persaudaraan) ini telah menyeret seluruh legiun di dunia ke dalam barisan-barisan kita sambil mengibarkan panji-panji kita dengan penuh semangat, berkat adanya agen-agen buta kita. Dan sepanjang waktu kata-kata ini menjadi belatung-belatung yang menggerogoti kesejahteraan Goyim (non Yahudi), di mana-mana mengakhiri kedamaian, ketenangan, solidaritas dan menghancurkan semua fondasi negara-negara para Goyim (non Yahudi). Sebagaimana yang akan anda lihat nanti kata-kata ini membantu kita menuju kejayaan kita : kata-kata ini memberi kita kemungkinan, di antara segala kemungkinan, untuk meletakkan Kartu As (master card) ke dalam tangan-tangan kita - menghancurkan hak-hak istimewa, atau dengan kata lain, eksistensi yang sangat inti dari aristokrasi (kekuasaan di tangan ningrat) Goyim, satu-satunya kelas yang membentengi rakyat-rakyat dan negeri-negeri itu menghadapi serangan kita. Di atas reruntuhan aristokrasi alami dan genealogis (secara silsilah keturunan) dari Goyim ini telah kita bangun aristokrasi dari kelas terdidik kita yang dipimpin dengan aristokrasi uang. Kualifikasi-kualifikasi untuk aristokrasi ini telah kita tetapkan dalam kekayaan, yang bergantung pada kita, dan di dalam ilmu pengetahuan yang untuknya para sesepuh terpelajar kita telah menyiapkan kekuatan motifnya.
Kejayaan kita telah dipermudah oleh adanya kenyataan bahwa dalam hubungan-hubungan kita dengan orang-orang yang kita inginkan yang kita senantiaa telah bekerja atas paduan suara yang paling sensitif dari pikiran manusia yaitu, berupa rekening tunai, berupa dewi asmara, berupa ketidakpuasan terhadap kebutuhan-kebutuhan manusia akan materi. Dan setiap kelemahan manusia ini, masing-masing dengan sendirinya, sudah cukup untuk melumpuhkan inisiatif mereka, karena mereka telah menyerahkan kehendak mereka sendiri kepada yang telah menempatkan mereka, yang telah membeli kegiatan-kegiatan mereka.
Abstraksi kebebasan ini telah membuat kita bisa membujuk mob (kumpulan massa rakyat jelata) di seluruh negeri di mana pemerintah-pemerintah mereka bukan apa-apa selain pelayan belaka bagi rakyat-rakyat yang menjadi pemilik negeri-negeri itu, dan pelayan itu dapat diganti bagaikan mengganti sarung tangan bekas.
Inilah yang memungkinkan untuk menggantikan wakil-wakil rakyat yang telah menempatkan mereka berada di bawah kendali kita, sebagaimana halnya memberi kita kekuasaan untuk pengangkatannya.

Tidak ada komentar: