Protokol Orang-orang Bijak Zion
The Prorocols of the Learned Elders of Zion
Bab 4
Tahap-tahap
suatu Republik. Gentile Masonry (Pengkulibatuan Non-Yahudi). Kebebasan dan
Kepercayaan. Persaiangan Industri Internasional. Peranan Spekulasi. Kultus
Emas.
Tiap republik melalui beberapa tahap. Tahap pertama dimulai pada masa-masa awal dengan amuk kemarahan dari mob [massa aksi gerakan rakyat] yang buta, yang terombang-ambing ke sana-ke mari, ke kanan dan ke kiri. Tahap kedua adalah demagogi (prinsip dan cara pemimpin politik memenangi dukungan rakyat dengan hasutan) yang kemudian melahirkan anarki, dan kemudian mau tak mau pasti mengarah kepada despotisme (kesewenang-wenangan). Tidak berapa lama kemudian menjadi legal dan terbuka, dan dengan demikian menjadi despotisme (kesewenang-wenangan) yang dipandang dapat dipertanggungjawabkan, tapi tidak terlihat dan tersembunyi secara rahasia. Akan tetapi, despotisme (kesewenang-wenangan) ini dapat dirasakan di dalam tangan-tangan beberapa organisasi rahasia atau lainnya, yang tindakan-tindakan mereka itu lebih tidak bermoral, karena cara kerjanya yang berada di belakang layar, di belakang segala macam agen, yang perubahannya tidak hanya tak terperi sangat mempengaruhi saja, tetapi juga sebetulnya membantu kekuatan rahasia itu dengan menyelamatkannya, berkat perubahaan-perubahan yang terus-menerus, dalam kepentingan-kepentingan untuk membelanjakan sumber-sumber dayanya pada pemberian imbalan pelayanan-pelayanan yang panjang.
Siapa dan apa kekuatan tak terlihat
yang ada pada posisi untuk menumbangkan ini? Kekuatan ini persis sama dengan
kekuatan yang ada pada kita ini. Gentile Masonry (Pengkulibatuan Non-Yahudi)
ini secara tertutup bertindak selaku tabir antara kita dan sasaran-sasaran
kita, tetapi rencana aksi kekuatan kita serta tempatnya yang sangat abadi,
tetap merupakan misteri yang tidak bisa diketahui oleh publik.
Bahkan kebebasan ( freedom ) itu
sebenarnya bisa tidak berbahaya dan ada tempatnya di dalam Ekonomi Negara tanpa
mencederai kesejahteraan rakyat, jika kebebasan itu bertopang pada landasan
kepercayaan kepada Tuhan, pada persaudaraan kemanusiaan, dan tidak terkait
dengan konsepsi persamaan ( equality ), yang dinegatifkan oleh hukum dasar dari
penciptaan, karena hukum dasar itu telah menetapkan adanya subordinasi
(ketundukan makhluk pada Tuhannya). Dengan kepercayaan seperti itu rakyat bisa
diatur oleh pimpinan-pimpinan jemaat setempat, sehingga dapat berjalan dengan
keikhlasan dan kerendahan hati di bawah bimbingan pemuka spiritualnya, dengan
penyerahan diri secara tulus kepada Tuhan di dunia ini. Inilah alasannya
mengapa hal ini sangat penting bagi kita untuk menghancurkan semua kepercayaan,
dengan mencabut dari ingatan-ingatan Goyim tentang prinsip dasar Ketuhanan dan
ruh, dan lalu menggantikannya dengan kalkulasi-kalkulasi aritmatika dan
kebutuhan-kebutuhan materi.
Untuk membuat Goyim itu tidak punya
waktu untuk berpikir dan membuat catatan-catatan, maka pikiran-pikiran mereka
itu harus dialihkan kepada industri dan perdagangan. Dengan cara ini seluruh
bangsa-bangsa di dunia akan terseret ke dalam arus perburuan kebendaan sehingga
di dalam arus perpacuan mendapatkan keuntungan kebendaan ini akan membuat
mereka tidak punya kesempatan untuk memperhatikan musuh bersama mereka. Tapi,
sekali lagi, agar kebebasan itu bisa meruntuhkan dan menghancurkan semua
masyarakat Goyim itu sekaligus, kita harus tempatkan industri itu pada basis
spekulatif. Hasilnya nanti akan berupa semua yang dikuras dari tanah oleh
industri akan berjalan melalui tangan-tangan dan melewati spekulasi, yakni
kepada kelas-kelas kita.
Perjuangan yang intensif demi superioritas
dan goncangan-goncangan yang dimasukkan ke dalam kehidupan ekonomi akan
menciptakan - yang sebenarnya telah benar-benar menciptakan - masyarakat yang
kecewa, dingin dan kejam. Masyarakat seperti ini akan terdorong kepada
keengganan kuat terhadap politik tinggi dan agama. Satu-satunya pemandu yang
menuntun mereka adalah pendapatan, yakni Emas, yang mereka akan bangkit untuk
menjadikannya nyata kultus yang sesungguh-sungguhnya, demi mendapatkan
kenikmatan duniawi yang mana emas itulah yang dapat menganugerahkannya.
Kemudian datanglah saat untuk menyerang - bukan untuk mendapatkan kebaikan, dan
bukan pula untuk meraih kekayaan, tapi semata-mata karena kebencian pada
privilese, hak-hak istimewa - saat ketika kelas-kelas Goyim (Non Yahudi) yang
lebih rendah akan mengikuti perintah pimpinan kita (Yahudi) untuk melawan
pesaing-pesaing kita menuju kekuasaan, yakni para Goyim (Non Yahudi)
terpelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar